Sumber: Glencoe Mc Graw Hill
Di dalam ovarium, janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
Folikel
primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini
dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya
berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak,
tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu
folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
Inti (nukleus)
oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom
merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom
XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri
dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
Meiosis
terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan
dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah
sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing
mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain
karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama.
Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara
normal akan mengalami degenerasi. Pembelahan meiosis pertama ini
menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar
primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH
yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum
yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf,
Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Catatan
: Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan
spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya
berlangsung sampai umur sekitar 45 – 5O tahun. Seorang wanita hanya
mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun
ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1
juta oosit primer.
0 komentar:
Posting Komentar