Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi
Kecelakaan
kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya
kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling
ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan di laboratorium dapat
berbentuk 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium itu sendiri.
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium itu sendiri.
Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST
AID) adalah usaha pertolongan atau perawatan darurat pendahuluan di tempat
kerja yg diberikan kepada seseorang yg mengalami sakit atau kecelakaan yg
mendadak. Tujuan dari pertolongan pertama ini adalah menyelamatkan jiwa korban,
menciptakan lingkungan yang aman, mencegah terluka atauu sakit menjadi lebih
buruk, mencegah kecacatan, mempercepat kesembuhan atau perwatan penderita
setelah dirujuk ke rumah sakit, melindungi korban yang tidak sadar, menenangkan
penderita atau korban yang terluka, mencarikan pertolongan lebih lanjut.
Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium biasanya sangat
diperlukan pada saat terjadinya kecelakaan kerja ( keracunan, luka, percikan
zat, tumpahnya zat, dan kebakaran). Selain itu upaya-upaya preventif sangat
diperlukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja agar korban yang
ditimbulkan tidak meluas. Jenis-jenis bahaya yang sering
menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium biologi adalah :
1.
Keracunan
Keracunan
sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti
ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dan sebagainya. Keracunan dapat
berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir adalah yang lebih
seringterjadi baik yang dapat diketahui dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Pengaruh jangka panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan
asbestois, adalah akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah
kecil tetapi terus-menerus.
Pertolongan pertama pada kecelakaan keracunan bahan kimia
sebaiknya dilakukan jika dokter belum juga tiba di lokasi keracunan tersebut.
Adapun cara mengatasi keracunan bahan kimia sebagai awal adalah pencegahan
kontak bahan kimia dengan tubuh secepat mungkin. Langkah-langkah untuk
melakukannya adalah sebagai berikut:
- Cucilah bahan kimia yang masih kontak dengan tubuh (kulit, mata dan organ tubuh lainnya)
- Usahakan penderita keracunan tidak kedinginan.
- Jangan memberikan minuman beralkohol kepada penderita karena akan mempercepat penyerapan racun di dalam tubuh
- Jika sukar bernafas, bantu dengan pernafasan dari mulut ke mulut
- Segera bawa ke rumah sakit
Cara mengatasi keracunan bahan kimia juga dapat dilakukan
dengan beberapa langkah lain jika bahan kimia racun tersebut masuk melalui
mulut, kulit atau keracunan akibat adanya gas yang beracum beredar di
sekeliling kita.
Cara
mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun masuk melalui mulut :
- Berilah minum berupa air atau susu 2 hingga 4 gelas.
- Jika korban keracunan sedang dalam keadaan pingsan, jangan memasukkan sesuatu (berupa makanan/minuman) melalui mulutnya
- Masukkan jari telunjuk ke dalam mulut korban sambil menggerak-gerakkan jari di bagian pangkal lidah dengan tujuan agar si korban muntah
- Jangan melakukan poin di atas jika korban keracunan minyak tanah, bensin, alkali atau asam
- Berilah 1 sendok antidote dan segelas air hangat kepada korban Antidote itu dalam keadaan serbuk dan terbuat dari 2 bagian arang aktif, 1 bagian magnesium oksida dan 1 bagian asam tannat.
Cara
mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun melalui kulit :
- Cucilah bagian tubuh yang terkena dengan air bersih sedikitnya selama 15 menit.
- Lepaskan pakaian yang terkena bahan kimia
- Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat, kecuali untuk keracunan yang lebih tinggi/tertentu lainnya
Cara
mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun berupa gas :
Untuk keracunan bahan kimia berupa gas maka sebaiknya
memberikan udara segar sebaik-baiknya. Dan untuk pencegahan keracunan bahan
kimia berupa gas sebaiknya sejak awal menggunakan masker. Sebab gas berupa
klorin, hidrogen sulfida, fosgen, hidrogen sianida adalah bahan kimia gas yang
sangat beracun.
Jadi, sebelum bekerja dengan bahan kimia, sebaiknya harus
mengetahu lebih dahulu cara mengatasi keracunan bahan kimia tersebut untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
2.
Luka Bakar
Kebakaran dan
luka bakar sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol, dan sebagainya. Hal
yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti
peroksida dan perklorat.
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar adalah :
Bila
mungkin segera bawa korban ke rumah sakit, apabila tidak mungkin dilakukan
rendam bagian tubuh yg terbakar dalam wadah berisi air dingin
Apabila luka bakar luas atau derajat berat dilakukan
§ Jangan tarik/menarik pakaian yang
melekat di luka
§ Jangan memberi minyak gosok,
pelumas, odol atau antiseptic
§ Jangan memecah lepuh
§ Jangan menolong sendiri, kirim ke
rumah sakit
§ Bila korban sadar berikan minum
larutan garam (1/4 sendok teh tiap gelas 200cc), berikan satu gelas tiap jam.
Luka bakar akibat zat kimia :
Terkena larutan asam
- kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus
- dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya
- Selanjutnya cuci dengan 1% Na2CO3
- kemudian cuci lagi dengan air
- Keringkan dan olesi dengan salep levertran.
Terkena logam natrium atau
kalium
- Logam yang nempel segera diambil
- Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit
- Netralkan dengan larutan 1% asam asetat
- Dikeringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi asam pikrat.
Terkena bromin
- Segera dicuci dengan larutan amonia encer
- Luka tersebut ditutup dengan pasta Na2CO3.
Terkena phospor
- Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
- Kemudian cuci dengan larutan 3% CuSO4.
Luka bakar akibat benda panas
- Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran
- Mencelupkan ke dalam air es secepat mungkin atau dikompres sampai rasa nyeri agak berkurang.
3.
Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja
dengan gelas atau kaca ataupun karena tertusuk benda tajam luka sering terjadi padatangan atau
mata karena pecahan kaca.
Pertolongan Pertama pada
Luka Karena Tertusuk Benda Tajam
§ Cabut benda tersebut dengan
hati-hati
§ Dekontaminasi luka
§ Desinfeksi luka
§ Beri obat pada luka
§ Beri pembalut pada luka agar tidak
terkontaminasi
§ Laporkan pada petugas
§ Jika luka terlalu parah cari
pertolongan medis
4.
Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi apabila suatu rekasi
kimia antara bahan dengan oksigen yang menghasilkan energi berupa panas dan
cahaya (api). Panas akan
merambat ke sekelilingnya yang selanjutnya akan mempercepat pula kebakaran.
Berikut
ini jenis-jenis kebakaran berdasarkan cara penanganannya :
§ Jenis A merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan-bahan “biasa” yang mudah
terbakar seperti kayu, kertas, karet dan plastik (mengandung karbon). Untuk mengatasinya digunakan alat
pemadam kebakaran
air, serbuk kering atau selimut api. Jangan menggunakan air jika resiko bahaya listrik.
§ Jenis B merupakan
jenis kebakaran yang melibatkan bahan yang mudah terbakar, meliputi cairan,
seperti minyak tanah, bensin, alkohol. Untuk mengatasinya gunakan pemadam kebakaran jenis busa,
cairan yang mudah menguap, karbon dioksida, serbuk kering, selimut api atau
pasir. Jangan menggunakan busa bila ada kemungkinan resiko bahaya listrik, dan
jangan sekali-sekali menggunakan air.
§ Jenis C bahan yang terbakar meliputi
gas, misalnya metana, propana, acetilen, dan butana.Untuk mengatasinya menutup
zat yang dapat menimbulkan gas yang mudah terbakar tersebut, dan dapat menggunakan pemadam kebakaran jenis BCF.
§ Jenis D kebakaran berasal dari logam (metal) yang mudah terbakar seperti natrium,
kalium, dan magnesium. Untuk cara mengatasinya dengan menggunakan pasir
atau selimut api.
5.
Sengatan listrik
Terkena
sengatan listrik atau kesetrum sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian seketika. Arus listrik yang melewati
tubuh akan merusakkan jaringan tubuh seperti saraf, otot, serta dapat
mengacaukan kerja jantung. Pada korban tersengat (kesetrum) listrik korban
sering kali jatuh pingsan, mengalami henti napas, denyut jantung tak teratur
atau bisa jadi malah berhenti sama sekali, dan mengalami luka bakar yang luas.
Berikut ini yang harus anda
lakukan untuk menangani korban yang tersengat listrik adalah :
§ Lihat keadaan sekitar dan kondisi korban
Perhatikan terlebih dahulu kondisi si korban dan sekitarnya. Lihat apakah korban masih terhubung dengan aliran listrik atau tidak. Jangan terburu-buru langsung menyentuh atau memegang si korban. Jika korban masih terhubung dengan listrik, bisa jadi kita akan ikut kesetrum, walhasil kita jadi ikut menjadi korban.
Perhatikan terlebih dahulu kondisi si korban dan sekitarnya. Lihat apakah korban masih terhubung dengan aliran listrik atau tidak. Jangan terburu-buru langsung menyentuh atau memegang si korban. Jika korban masih terhubung dengan listrik, bisa jadi kita akan ikut kesetrum, walhasil kita jadi ikut menjadi korban.
§ Matikan sumber lisrik
Cari sumber listriknya dan matikan. Jika tidak bisa, singkirkan sumber listrik dari tubuh korban menggunakan benda yang tidak mengantarkan listrik, semisal kayu, plastik, atau karet.
Cari sumber listriknya dan matikan. Jika tidak bisa, singkirkan sumber listrik dari tubuh korban menggunakan benda yang tidak mengantarkan listrik, semisal kayu, plastik, atau karet.
§ Pindahkan korban
Jika lokasi kejadian tidak aman, pindahkan korban ke tempat lain, lalu segera bawa korban ke pusat layanan medis terdekat. Bisa juga dengan menghubungi nomor darurat agar si korban dijemput.
Jika lokasi kejadian tidak aman, pindahkan korban ke tempat lain, lalu segera bawa korban ke pusat layanan medis terdekat. Bisa juga dengan menghubungi nomor darurat agar si korban dijemput.
§ Lakukan perawatan
Sambil menuju atau menunggu bantuan medis datang, baringkan korban dalam posisi telentang. Posisi kaki diatur agar lebih tinggi dari kepala untuk mencegah terjadinya shock. Periksa pula pernapasan dan denyut jantungnya. Jika jantung atau napas korban terhenti, Anda bisa melakukan tindakan cardio pulmonal resuscitation (CPR), dengan catatan Anda menguasai teknik ini.
Sambil menuju atau menunggu bantuan medis datang, baringkan korban dalam posisi telentang. Posisi kaki diatur agar lebih tinggi dari kepala untuk mencegah terjadinya shock. Periksa pula pernapasan dan denyut jantungnya. Jika jantung atau napas korban terhenti, Anda bisa melakukan tindakan cardio pulmonal resuscitation (CPR), dengan catatan Anda menguasai teknik ini.
Thanks :)
BalasHapusCieee agro b lagi serching
BalasHapusMakasih semua
BalasHapusMakasih
BalasHapusSama2 bro
HapusTerima kasih
BalasHapus