LAPORAN PRAKTIKUM TUMBUHAN TINGKAT
RENDAH
(CRYPTOGAME) TENTANG TUMBUHAN ALGA (Algae)
DAN LUMUT (Bryophyta).
DISUSUN
OLEH :
FIRSA
ALFIANDRI (V0B012002)
DOSEN PENGAMPU : Zaenal Arifin,
M.Si.
PROGRAM
STUDI BIOLOGI
P4TK
IPA BANDUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara yang
memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah baik flora maupuan fauna,
keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,
diantaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia yang mengandung protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu sumber
pembagun tubuh dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani).
Dalam mengetahui klasifikasi,
taksonomi, kekerabatan dan asal-usul suatu makhluk hidup diperlukan
sistematika. Disini kami khusus mempelajari tumbuhan Cryptogamae. Tumbuhan
Cryptogamae adalah tumbuhan tingkat rendah yang alat perkembiakannya
tersembunyi dan reproduksinya dengan spora. Sehingga sistematika yang kami
pelajari yaitu sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Sistematika Tumbuhan
Cryptogamae yaitu di dalamnya terdapat klasifikasi, taksonomi, kekerabatan,
asal-usul tumbuhan Cryptogamae. Ilmu yang
mempelajari teori dan prinsip, prosedur dan peraturan klasifikasi disebut
dengan toksonomi.
Tumbuhan ganggang
(Algae) merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar maupun air
laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah.
Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan golongan tumbuhan yang tingkat
perkembangannya lebih tinggi daripada Thallophyta umumnya mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel
dengan plastida yang mengandung klorofil-a dan b. Sedangkan tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan golongan tumbuhan yang susunan tubuhnya paling sempurna
karena tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu
akar, batang, dan daun.
Tumbuhan talus
ialah tumbuh tumbuhan yang belum dapat dibedakan dalam tiga bagian utamanya,
yang disebut akar, batang dan daun. Tubuh yang berupa talus itu mempunyai
struktur dan bentuk dengan variasi yang sangat besar. Tumbuhan yang memiliki
ciri utama berbentuk talus dimasukkan ke dalam Divisi Thallophyta.
Untuk
mempelajari Sistematika
Tumbuhan Cryptogamae yang dalam hal ini Divisi Algae, Bryophyta, dan
Pterydophyta baik secara morfologi maupun habitat, perlu diadakannya
pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti dengan Praktik
Kerja Lapangan, sehinggga mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengidentifikasi
baik ciri–ciri mofologi (penampakan luar) maupun habitatnya.
Pentingnya
dilakukannya Praktik Kerja Lapangan Sistematika Tumbuhan Cryptogamae baik
secara mandiri maupun secara terorganisir adalah agar mahasiswa
mengetahui tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah dari Sub Divisi Algae, Bryophyta dan Pteridophyta secara langsung untuk diamati
bagian-bagian dan ciri-ciri khususnya kemudian digunakan sebagai acuan dalam
mengidentifikasi. Selain itu agar mahasiswa mengetahui warna, bentuk dan habitat
asli dari Sub Divisi Algae, dan Divisi Algae.
B. TUJUAN
PRAKTIKUM
1. Mempelajari
morfologi dan kedudukan taksonomi dari Sub Divisi Algae.
2. Mengenal
species yang termasuk dalam Divisi Bryophyta dengan cara mendiskripsikan
ciri-ciri pada species tersebut.
C. MANFAAT
PRAKTIKUM
1. Untuk
mengetahui dalam mempelajari morfologi dan kedudukan taksonomi dari Sub
Divisi Algae.
2. Untuk mengenal
species yang termasuk dalam Divisi Bryophyta dengan cara mendiskripsikan
ciri-ciri pada species tersebut.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut Pleczar (1989), Algae berukuran beragam
dari beberapa mikrometer sampai bermeter-meter panjangnya. Organisme ini
mengandung klorofil serta pigmen- pigmen lainnya. Algae hidup di air. Algae
renik yang terapung-apung merupakan bagian dari fitoplankton (flora laut
tersuspensi). Dan berguna sebagai sumber makanan yang penting bagi organisme
lain. Algae berkembangbiak secara seksual. Algae mempunyai peranan dalam
kehidupan yaitu sebagai suplemen makanan kesehatan, sebagai bahan makanan,
untuk membuat agar-agar, menghasilkan iodium, bahan membuat kapsul, dan bahan
membuat es krim.
Algae termasuk golongan tumbuhan
berklorofil dengan jaringan tubuh yang secara relatif tidak berdiferensiasi,
tidak membentuk akar batang dan daun. Tubuh Algae atau ganggang secara
keseluruhan disebut dengan talus ganggang dan golongan Thallopyta yang
lain dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah yaitu tumbuhan yang mempunyai
hubugan kekeluargaan yang sangat erat dengan organisme lain yang paling
primitif dan mulai muncul pertama di bumi sifat tumbuhan rendah yang memiliki
stuktur yang kompleks, diperkirakan terdapat sekitar 30.0000 spesies ganggang
yang tumbuh di bumi, kebanyakan diantaranya hidup dilaut, species yang
hidup diair tawar kelihatannya mempunyai arah perkembangan yang lebih
leluasa, jika dibandingkan dengan bentuk yang hidup didarat (Tjitrosoepomo,
1983).
Algae hijau sebagian besar hidup di air
tawar, beberapa di antaranya di air laut dan air payau. Algae hijau yang hidup
di laut tumbuh di sepanjang perairan yang dangkal. Pada umumnya melekat pada
batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut.
Sebagian yang hidup di air laut merupakan mikro Algae seperti Ordo
Ulotrichales dan Ordo Siphonales. Jenis yang hidup di air tawar
biasanya bersifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang cahayanya
cukup seperti kolam, danau, genangan air hujan, dan pada air mengalir (air
sungai, selokan). Algae hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu
pada batu-batuan, tanah lembab, dan kulit batang pohon yang lembab (Taylor,
1960).
Menurut Ciremai (2008), bahwa sampai permulaan
abad 20 telah dikenal 4 kelas Algae, yaitu Chlorophyceae, Phaeophyceae,
Rhodophyceae dan Myxophyceae (Cyanophyceae). Ahli Protozoologi menempatkan
semua organisme bersel tunggal yang berkhlorofil, berflagella seta motil dalam
kelas Mastigophora dari filum Protozoa. Para pakar botani mengeluarkan
anggota-anggota tertentu dari deret (seri) Volvocin. Rabenhorst menempatkan
seri Chlamydomonas-Volvox dalam ganggang hijau rumput dan diberi nama
Chlorophyllaceae. Xanthophyceae (Heterokontae) dipisahkan dari Chlorophyceae
pada permulaan abad 20 dan Fagellatae tertentu yang berpigmen dimasukkan dalam
kelas Xanthophyceae. Berbagai macam kelompok yang semula oleh pakar
Protozoologi dimasukkan dalam Mastigophora secara filogegenetik berhubungan
dengan organisme yang bersifat Algae sejati. Semua tumbuhan yang tingkat
perkembangannya lebih tinggi daripada Thallophyta pada umumnya mempunyai warna
yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan platida yang mengandung
klorofil-a dan -b. kebanyakan hidup di darat dan
sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri atas selulosa.
Pada Divisi Bryophyta alat-alat kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium, demikian
pula sporogoniumnya, selalu terdiri atas banyak sel. Arkegonium adalah
gametangium betina yang bentuknya seperti botol. Bagian yang lebar disebut
perut, dan bagian yang sempit leher. Mikrogametangium (anteredium) adalah
gametangium jantan yang berbentuk bulat atau seperti gada. Dindingnya seperti
dinding arkegonium pun terdiri atas selapis sel-sel mandul. Pada Divisi Bryophyta embrio itu tumbuh menjadi suatu
badan kecil yang akan menghasilkan spora, yaitu sporogonium (Kimball, 1999).
Loveless (1989), menyatakan bahwa semua
lumut daun dan sebagian besar lumut hati (yaitu lumut hati yng berdaun)
memiliki batang yang berdaun, tetapi pada beberapa lumut hati (yaitu lumut hati
yang bertalus) tubuh tumbuhannya berupa talus yang memipih dorsiventral tanpa
tonjolan-tonjolan berdaun. Tidak ada Bryophyta yang memiliki akar sejati, walaupun
ada penonjolan berupa rambut yang disebut rhizoid, berupa jangkar yang menancap
pada substratnya dan dapat menyerap air dan bahan terlarut. Beberapa jenis
Divisi Bryophyta memiliki system pembuluh terpusat yang sederhana pada
batangnya, tetapi sama sekali tidak ada unsure penghantar yang berlignin
(trakeid dan pembuluh) dan jaringan pembuluh sejati (xylem dan floem).
Kebanyakan Divisi Bryophyta selama sebagian besar usia hidup bergantung pada
penyaluran air secara kapiler dalam ruang sempit di antara perdaunannya yang
tumpang tindih. Perkembangan jaringan pembuluh yang sangat sederhana ini
merupakan alasan mengapa Divisi Bryophyta hanya dapat tumbuh subur pada habitat
yang lembab.
Prawirohartono (1989), menyatakan bahwa
lumut dapat tumbuh di atas tanah-tanah yang gundulyang periodic mengalami
kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun tumbuhan ini edapt hidup.
Kebanyaka dari lumut-lumut daun suka akan tempat-tempat yang basah, tetapi ada
p-ula yang tumbuh di tempat yang kering. Beberapa
macam di antaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan sampai
bertahun-tahun. Pada tempat yang kering lumut membentuk talus yang berupa
bantal atau gebalan, dan di atas tanah-tanah hutan sering kali merupakan suatu
lapisan yangyang menyerupai beludru. Dalam hutan-hutan di pegunungan daerah
tropik batang-batang dan cabang-cabang pohon-pohonanpenuh dengan
lumut-lumut yang menempel berupa bantalan atau bergantungan dari semua bagian
tanaman hingga hutan iti pohon-pohonnya seakan-akan penuh dengan lumut yang
selalu mencucurkan air. Suasana dalam hutan yang demikian amat lembab,
berkabut, dari itu hutan tadi sering disebut hutan lumut atau hutan berkabut.
Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk
tumbuhan talus. Tempat hidup di tanah yang lembab,
di pohon, di batu merah. Lumut mempunyai rhizoid yang berfungsi untuk pelekat
pada substrat dan mengangkut air dan unsur-unsur hara ke seluruh bagian tubuh. Lumut mengalami metagenesis. Organ kelamin jantan berupa anteredium yang
menghasilkan spermatozoid dan organ betina berupa arkegonium yang menghasilkan
ovum. Divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga classis yaitu Classis Hepaticopsida (lumut hati), Classis Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Classis Bryopsida (lumut sejati). Classis Hepaticopsida
berbentuk lembaran, mempunyai rhizoid, hidup di tempat lembab dan berair.
Reproduksi seksual membentuk arkegonium dan anteredium. Classis Anthocerotpsida, hidup di temat lembab, mengalami metagenesis antara fase
sporofit dan gametofit. Bryopsida hidup ditempat yang terbuka, batang tegak
bercabang dan berdaun kecil. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada
cabang batang (Haspara, 2004).
Menurut Soeratman (1999), lumut hati (Hepaticae) merupakan suatu kelas kecil yang biasanya terdiri
atas tumbuhan berukuran relatif kecil yang dapat melakukan fotosintesis,
meskipun selalu bersifat multiseluler dan tampak dengan mata bugil. Lumut hati
dapat dibedakan dalam dua bentuk utama yaitu yang bersifat tipis, pipih, yang
merayap dan cenderung membentuk percabangan berulang kali yang sama besar, dan
yang bersifat mirip kormus, terdiri atas sumbu pokok merayap yang panjangnya
dapat mencapai beberapa inci yang mempinyai bagian-bagian rumit mirip daun.
Bagian-bagian yang seperti daun itu hanya setebal satu sel dan tidak mempunyai
rusuk tengah, biasanya tersusun dalam dua baris, terletak pada kedua sisi sumbu
yang biasanya bgerbaring, dengan biasanya terdapat deretan ketiga yang terdiri
atas cuping-cuping yang lebih kecil di sepanjang sisi bawah sumbunya.
BAB III
METODE
PELAKSANAAN
A. Alat dan Bahan
Pelaksanaan Praktikum
·
Alat
:
o 1 buah
Mikroskop Binokuler
o 1 buah Mikrskop
Cahaya
o 1 Buar Lup (
Kaca Pembesar)
o 1 Buah Cawan
Petri
o Alat tulis
·
Bahan :
o Beberapa
Species dari Sub Divisi Algae.
o Beberapa
Species dari Divisi Bryophyta.
B. Cara Kerja
a. Mahasiswa
mencari Species dari Divisi Bryophyta sebanyak 3 species dan Divisi Algae sebanyak 3 species di daerah sekitar P4TK IPA
Bandung.
b. Mendokumentasikan masing-masing tumbuhan
yang telah diamati.
c. Mengamati ciri
morfologi dan habitatnya.
d. Mengambar
masing-masing species yang didapatkan.
e. Kemudian
membuat laporan praktikumnya.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Dalam mempelajaari suatu ilmu,
sebelumnya kita harus memahami bahasan yang akan kita pelajari. Pada praktikum
kali ini kita mempelajari Sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Dalam mengetahui
klasifikasi, taksonomi, kekerabatan dan asal-usul suatu makhluk hidup
diperlukan sistematika. Sistematika didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang
jenis-jenis dan keanekaragaman organisme dan semua kekerabatan di antara
organisme tersebut.
Disini kami khusus mempelajari tumbuhan
Cryptogamae. Tumbuhan Cryptogamae adalah tumbuhan tingkat rendah yang alat
perkembangbiakannya tersembunyi dan reproduksinya dengan spora. Sehingga
sistematika yang kami pelajari yaitu Sistematika Tumbuhan Cryptogamae.
Sistematika Tumbuhan Cryptogamae yaitu di dalamnya terdapat klasifikasi,
taksonomi, kekerabatan, asal-usul tumbuhan Cryptogamae. Ilmu yang mempelajari teori dan prinsip, prosedur dan peraturan klasifikasi
disebut dengan toksonomi.
Klasifikasi adalah pengelompokan
makhluk hidup berdasarkan persamaan-persamaan ciri, cara hidup, tempat hidup,
daerah penyebaran dan genetis. Tujuan klasifikasi tersebut antara lain
mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis agar
mudah dikenal, dan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri.
Ø Algae
(Ganggang)
Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan
talus yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut. Semua sel mempunyai
plastida dan di dalam plastida terdapat zat- zat warna derivat klorofil, yaitu
klorofil-a dan klorofil-b atau kedua-duanya. Selain itu terdapat pula zat- zat
warna lain dan zat warna inilah yang justru kadang-kadang lebih menonjol,
sehingga menyebabkan kelompok-kelopmpok ganggang tertentu diberi nama menurut
warna tadi.
Algae termasuk golongan tumbuhan
berklorofil dengan jaringan tubuh yang secara relatif tidak terdeferensiasi,
tidak membentuk akar, batang, dan daun. Tubuh ganggang secara keseluruhan
disebut talus. Hidupnya di air, baik air tawar maupun air laut.
1.
Air Lumut
2.
Air Aquarium
3.
Air Kolam
Ø Bryophyta
(Tumbuhan Lumut)
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat
sejati, walaupun masih banyak yang menyukai tempat yang lembab dan basah (pada
kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai,
kecuali lumut gambut (Sphagnum sp). Walaupun demikian lumut masih sangat
memerlukan air, tanpa air organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah
(merekah). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat
dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut
merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan
tumbuhan berkormus (Kormofita). Lumut mempunyai
klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Tumbuhan lumut mempunyai penyebaran
yang sangat luas, bersifat kosmopolit mulai dearah kutub sampai pada daerah
tropika, digunung maupaun didatarn rendah. Hidup pada batuan, cadas, tembok,
dan ada yang tumbuh diatas pohon sebagai epifit. Hampir semua lumut
bersifat terestrial namun kebanyakan lebih
menyukai pada tempat-tempat yang basah.
1.
Lumut
hati
Lumut hati mempunyai ciri-ciri
yaitu gametofit umumnya berbentuk seperti pita yang bercabang, dorsiventral,
menempel pada tanah dengan perantara rizoid. Sporofit tidak mempunyai sel-sel
yang mengandung kloroplas dan tidak ada jaringan steril yang disebut kolumela.
Lumut hati daun masih berbentuk talus dan mempunyai percabangan dikotom, tetapi
tidak mempunyai gemma cup. Habitat dari lumut hati yaitu ditempat yang lembab.
2.
Lumut Tanduk
Lumut hati (Marchantia geminata)
termasuk dalam lumut hati. Gametofit umumnya berbentuk seperti pita yang
bercabang, dorsiventral, menempel pada tanah dengan perantara rizoid. Sporofit tidak
mempunyai sel-sel yang mengandung kloroplas dan tidak ada jaringan steril yang
disebut kolumela. Lumut hati daun masih berbentuk talus dan mempunyai
percabangan dikotom dan mempunyai gemma cup. Habitat dari lumut hati yaitu
ditempat yang lembab.
3.
Lumut Daun
Lumut daun (Andreaea sp.)
termasuk dalam lumut daun. Gametofit sudah dapat dibedakan antara batang dan
daun. Meskipun belum mempunyai akar selain rhizoid. Sporofit terdiri dari kaki,
seta, dan kapsul. Setanya pendek bahkan tidak ada, sedang bagian kapsul
tersusun atas kotak spora dimana di dalamnya terdapat kolumela. Habitat dari
lumut hati yaitu ditempat yang lembab.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistematika
Tumbuhan Cryptogame adalah tumbuhan tingkat rendah yang alat perkembiakannya
tersembunyi dan reproduksinya dengan spora.
2. Sub Divisi
Algae (ganggang) merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar
maupun air laut. Semua sel mempunyai plastida dan di dalam plastida terdapat
zat- zat warna derivat klorofil, yaitu klorofil-a dan klorofil-b atau
kedua-duanya.
3. Divisi
Bryophyta merupakan golongan tumbuhan dianggap setingkat lebih maju dibanding
dengan kelompok Algae dan Fungi, karena mempunyai gametangium dan sporangium
yang multiseluler serta dilapisi oleh sel-sel steril.
4. Dalam
Praktikum Sistematika Tumbuhan
Cryptogamae kami mengamati dan mencatat 3 species dari Divisi Algae (ganggang)
dan 3 species dari Divisi Brypohyta (
tumbuhan lumut) yaitu: Riccia sp. (lumut hati), (lumut Tanduk), dan Andreaea
sp. (lumut daun).
5. Habitat dari
Divisi Algae yaitu di Air , dan habitat dari Divisi Bryophyta yaitu ditempat
yang lembab.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto. 2000. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Ciremai. 2008. Biologi Laut. Jakarta: PT. Gramedia.
Haspara. 2004. Biologi. Surakarta: Widya Duta.
Iqbal, Ali. 2008. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae.
Jakarta: Erlangga.
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Lovelles. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk
Daerak Tropik 2. Jakarta: Gramedia.
Notji, A. 1981.Biologi Laut Nusantara. Jakarta:
Djambatan.
Pollunin, Nicholas. 1994. Pengantar
Geografi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Plezar, Michael, J. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiolgi.
Jakarta: UI. Press.
Prawirohartono, Slamet. 1989. Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Sarwuni. 2003. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae.
Malang: CV. Aditama.
Soeratman. 1999. Penggelompokan Tumbuhan Bryophyta.
Jakarta: Erlangga.
Taylor. 1960. Biologi. Bandung: Ganeca Exact.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1983. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan.
sangat berfanfaat informasinya gan!!!
BalasHapus