PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM TAKSONOMI
MAKALAH
TENTANG TUMBUHAN PAKU (Pterydophyta)
DISUSUN
OLEH :
FIRSA
ALFIANDRI (V0B012002)
SETYAWAN
EKA SUTRISNO (V0B012003)
IRFAN
NURUL HAKIM (V0B012007)
DOSEN PENGAMPU : Zaenal Arifin,
M.Si.
PROGRAM
STUDI BIOLOGI
P4TK
IPA BANDUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Takson dan Klasifikasi Tumbuhan Paku
Dalam
klasifikasi, makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan beraneka ragam, dipilah
dan dikelompokkan atau disusun tingkatan-tingkatannya dalam klasifikasi disebut
takson. Sedangkan taksonomi adalah cabang biologi yang mempelajari
pengelompokan atau klasifikasi makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah
suatu cara memilah-milah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi
golongan-golongan tertentu atau unit-unit tertentu. Berikut adalah skema
klasifikasi dunia tumbuhan. Klasifikasi organisme sampai saat ini belum ada
keseragaman. Masing-masing ahli mempunyau alasan-alasan tersendiri dalam
mengklasifikasikan organisme, sehingga setiap buku banyak perbedaan dalam
menyusun klasifikasi.
Secara tradisional, Pteridophyta mencakup semua kormofita berspora,
kecuali lumut hati, lumut tanduk, dan tumbuhan lumut. Selain paku sejati (kelas
Filicinae), termasuk di dalamnya paku ekor kuda (Equisetinae), rane dan paku
kawat (Lycopodinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes
(Isoetinae). Sampai sekarang pun ilmu yang mempelajari kelompok-kelompok ini
disebut pteridologi dan ahlinya disebut pteridolog.
Sampai saat ini para ahli mengelompokkan tumbuhan menjadi empat divisi
yaitu Thallophyta (tumbuhan bertalus), Bryophyta (lumut), Pteridophyta
(tumbuhan paku), dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Disamping itu, ada
beberapa ahli yang membedakan tumbuhan berdasarkan ada atau tidak adanya berkas
pembuluh angkut. Berdasarkan klasifikasi tersebut, tumbuhan secara umum dibagi
menjadi dua divisi, yaitu tumbuhan tidak berpembuluh (Thallophyta) dan
tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Tumbuhan tidak berpembuluh tidak
memiliki akar, batang, daun sejati. Sedangkan tumbuhan berpembuluh memiliki
akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan tidak berpembuluh meliputi tumbuhan
lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh meliputi tumbuhan paku dan tumbuhan biji.
Tumbuhan paku termasuk ke dalam kingdom Plantae (tumbuhan) dan memiliki
beberapa kelas, yaitu Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae, dan Felicinae
1.1.1 Kelas : Psilophytinae
Tidak ada daun dan akar, tetapi mempunyai rizom (batang mendatar), atau
memiliki daun tetapi kecil-kecil. Golongan paku ini sudah hampir punah.
Kebanyakan hidup di zaman purba dan ditemukan dalam bentuk fosil. Hanya ada
satu jenis yang sekarang masih ada, tetapi hampir punah yaitu Psilotum.
Psilotum banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis. Ordo : Psilotales
Famili : Psilotaceae
Genus : Psilotum
Spesies : Psilotum nudum (paku purba)
1.1.2 Kelas: Equisetinae
Paku yang merupakan peralihan antara yang homospora dengan heterospora
equisetum debile. Kelas Equisetinae memiliki ciri batangnya beruas, berbuku,
dan berongga, daun kecil-kecil seperti sisik, terletak melingkar pada
buku-buku. Sporangiumnya melekat pada sporofil yang berbentuk perisai dan
bertangkai. Sporofil tersusun menjadi strobilus yang letaknya diujung
percabangan. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama.
Batangnya berwarna hijau dan mengandung klorofil.
Ordo : Equisetales
Famili : Equisetaceae
Genus : Equisetum
Spesies : Equisetum debile (paku ekor kuda)
1.1.3 Kelas : Lycopodinae
Berupa daun kecil tersusun rapat dan tersusun spiral, sporangium muncul di
ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut), batangnya
bercabang-cabang dan seperti kawat. Sporofit bentuk jantung, punya sporangium
bentuk ginjal sebagian anggotanya termasuk paku heterospora. Akar bercabang
menggarpu, terletak di sepanjang bagian bawah dari rimpang. Tumbuh tegak atau
berbaring dengan cabang-cabang menjulang ke atas. Cabang-cabang tertutup oleh
daun. Memiliki berkas pengangkut yang masih sederhana
1.1.4
Kelas : Felicinae
Paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku yang
sebenarnya dan dapat dilihat di sekitar kita, yang umumnya disebut pakis. Paku
sejati memiliki banyak tulang daun dan mempunyai makrofil (daun besar), serta
mesofil (daging daun). Memiliki daun ukuran lebih besar. Sporangium tersusun
dalam bentuk sorus di permukaan daun. Letak sorus di permukaan daun (atas,
bawah), di ujung/di tepi. Paku sejati ada yang tumbuh di darat, air, atau
rawa-rawa. Kelompok yang hidup di darat meliputi jenis paku dari yang terkecil
sampai yang terbesar (berupa pohon), misalnya suplir, paku sarang burung dan
paku tiang. Kelompok yang hidup di air misalnya paku air, paku sampan, dan
semanggi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku (Ptridophyta) diduga merupakan tumbuhan berkormus tertua
yang menghuni daratan bumi. Fosil tumbuhan paku dijumpai pada batu-batuan zaman
Karbon, diperkirakan berasal dari 345 juta tahun yang lalu. Ada yang hidup
sebagai saprofit dan ada pula sebagi epifit. Paku menyukai tempat lembab
(higrofit), tumbuhnya mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar kawah-kawah
(paku kawah).
Tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang, akar dan daun yang sebenarnya. Artinya, batang, akar dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut xylem dan floem.
Tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang, akar dan daun yang sebenarnya. Artinya, batang, akar dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut xylem dan floem.
Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya
tumbuh di Indonesia sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.,
yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai
hutan-hutan di bumi. Tumbuhan paku tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan
spora. Spora dihasilkan oleh daun, biasanya pada permukaan bawah daun. Daun
yang masih muda menggulung. Mengapa disebut tumbuhan paku disebut juga tumbuhan
berkormus? Hal ini dikarenakan tumbuhan paku memiliki akar, batang dan daun.
Tumbuhan paku juga termasuk kedalam kelompok Tracheophyta yang memiliki
jaringan pengangkut khusus yang berbentuk pembuluh (pipa). Tumbuhan ini
cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti
perilaku moyangnya di zaman Karbon. Tumbuhan paku yang ada di bumi ini
mempunyai masa kejayaan dalam zaman Paileozoikum, terutama dalam zaman karbon
atau disebut zaman paku. Sisa-sisanya sekarang dapat digali sebagai batubara.
2.2 Struktur Tubuh Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang tumbuhan paku
berada didalam tanah dan disebut rizom. Pada rizom akan muncul akar-akar
seperti rambut yang merupakan akar serabut. Dari rizom ini juga muncul tangkai
daun. Ada pula tumbuhan paku yang batangnya mirip tumbuhan palem, yakni
batangnya menjulang keatas, misalnya paku pohon (Cyathea sp.).
Daun terbagi atas dua bagian, yaitu tangkai daun
dan helaian daun. Helaian daun ada yang tunggal. Akan tetapi, umumnya merupakan
daun majemuk menyirip. Salah satu ciri tumbuhan paku adalah pada saat masih
tunas, daunnya menggulung.
Pada paku tertentu, ukuran daun tidak sama. Ada
daun kecil (mikrofil) dan ada pula daun besar (makrofil). Pada mikrofil tidak
terdapat tangkai daun dan tulang daun serta bentuk kecil atau bersisik, belum
memperlihatkan diferensiasi sel. Sedangkan makrofil daun besar, bertangkai,
bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Daun tumbuhan paku
ada yang khusus menghasilkan spora dan disebut sporofil dan ada yang tidak menghasilkan
spora disebut tropofil. Toprofil hanya berfungsi untuk fotosintesis. Sporofil
merupakan daun yang subur. Pada adiantum (pakis) dan suplir tidak ada
daun yang berfungsi khusus. Tumbuhan paku menghasilkan spora. Spora terdapat di
dalam kotak spora atau sporangium. Sporangium-sporangium berkumpul di dalam
kotak spora atau sorus-sorus berkumpul di helaian daun bagian bawah. Perhatikan
di bagian bawah daun paku ada sederet bentukan bulat atau oval atau tamapak
seperti bulan sabit pada suplir. Jika sudah matang akan tampak kehitaman.
Bentukan itu adalah sorus. Sorus ada yang dilindungi oleh selaput yang disebut
indusium dan di dalamnya terdapat banyak kotak spora
Akar, batang, dan daun tumbuhan paku memiliki
berkas pengangkut xylem dan floem. Xylem atau pembuluh kayu berfungsi untuk
mengangkut air dan zat hara dari tanah ke daun. Adapun floem berfungsi untuk
mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Berkas
pengangkut umumnya tersusun konsentris, artinya xylem ditengah dikelilingi oleh
floem. Berikut adalah tabel ciri-ciri tumbuhan paku.
Akar
|
Batang
|
Daun
|
Akar paku
bersifat sebagai akar serabut, ujungnya dilindungi oleh kaliptra
|
Batang
umumnya berupa akar tongkat (rizom) kecuali pada paku tiang dan golongannya
|
Bentuk,
ukuran, dan susunan anatomi daun paku bervariasi
|
Akar terdiri
atas:
-
kulit luar (epidermis)
-
kulit dalam (korteks)
-
silinder pusat yang terdiri dari xylem dan floem yang konsentris, yaitu xylem
terdapat di tengah dikelilingi oleh floem
|
Sistem anatomi
batang paku berbeda-beda tergantung jenis tumbuhannya
|
-
Daun yang berukuran kecil disebut mikrofil. Pada mikrofil belum
memperlihatkan diferensiasi, yaitu belum dapat dibedakan antara epidermis
daging daun (mesofil) dan tulang daun
-
Daun yang berukuran besar disebut makrofil.
Pada makrofil sudah mempunyai epidermis, mesofil yang terdiri dari jaringan
tiang dan jaringan bunga karang dan terdapat tulang-tulang daun.
|
|
Batang
terdiri atas bagian-bagian:
-
epidermis : di bawah lapisan epidermis terdapat jaringan penguat yang terdiri
atas sel-sel skelerenkim
-
Korteks : banyak mengandung lubang yaitu ruang antar sel
-
Silinder pusat : terdiri ata xylem dan floem yang konsentris.
|
Menurut
fungsinya dibedakan menjadi dua, yaitu :
-
Tropofil : daun yang berfungsi khusus untuk fotosintesa
-
Sporofil : daun yang berfungsi menghasilkan spora.
Tetapi
adapula tumbuhan paku yang mempunyai kedua fungsi tersebut.
|
2.3 Daur Hidup Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom. Rizom
tumbuh menjalar ke segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku. Tumbuhan
paku mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis dengan dua generasi, yaitu
generasi sporofit dan generasi gametofit.
2.3.1 Generasi Sporofit
Generasi sporofit atau tumbuhan penghasil spora adalah tumbuhan paku itu
sendiri. Jadi, tumbuhan paku yang biasa kita lihat itu merupakan tumbuhan dalam
fase sporofit. Sporofit paku berumur lebih lama di dapat banding gametofit.
Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini
merupakan reproduksi secara aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku
keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh
di tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal sebagai
protalium.
2.3.2 Generasi
Gametofit
Generasi gametotit atau tumbuhan penghasil gamet dikenal dengan nama
protalium. Protalium yang berbentuk talus itu berukuran kira-kira 1-2 cm,
bentuknya seperti daun waru, biasanya tumbuh di permukaan tanah lembab, diatas
batu bata, di tebing sungai, dan ditempat lembab lainnya. Berbeda dengan
tumbuhan lumut, gametofit paku hanya berumur beberapa minggu. Protalium
membentuk anteridium. Sebagai alat kelamin jantan dan arkegonium sebagai alat
kelamin betina. Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan
ovum. Fertilisasi sperma dan ovum menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot akan
tumbuh menjadi tumbuhan paku baru yang berakar, berbatang dan berdaun.
Manfaat dari tumbuhan paku antara lain :
1. Sebagai
tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku tanduk rusa) yang bentuknya
seperti tanduk rusa dan sering ditanam dengan ditempelkan pada pohon, Asplenium
nidus (paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), dan Selaginella
wildenowii (paku rane)
2. Sebagai
bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-mas dan Lycopodium
clavatum
3. Sebagai
sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia natans (paku
sampan = kiambang). Beberapa tumbuhan paku ada yang diambil daunnya yang masih
muda untuk sayur
4. Sebagai
pupuk hijau : Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah, bersimbiosis
dengan anabaena azollae (ganggang biru) yang dapat mengikat N2
bebas di udara menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan lain. Dengan
demikian, Azolla pinnata dapat dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen.
5. Sebagai
pelindungan tanaman di persemaian : Gleichenia linearis
6. Untuk
tempat menanam anggrek, yaitu paku tiang (Alsophlia glauca)
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanTumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan floem).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil.
Tumbuhan paku
bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma
(tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung
spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan
(gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina (arkegonium). Seperti
pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).
Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.
Tumbuhan paku juga
memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia. Contonhya digunakan
sebagai tanaman hias, untuk sayuran, dan sebagainya.
3.2 Saran
Banyak dari
kita menganggap bahwa tumbuhan paku adalah tanaman pengganggu. Padahal banyak
sekali manfaat yang bisa di dapat dari tumbuhan paku itu sendiri. Contohnya
kelakai yang tumbuh di daerah basah dan tergenang memiliki banyak khasiat
sebagai obat penambah darah.
Dengan menganggap tumbuhan paku sebagai tanaman pengganggu maka secara langsung
sudah mengancam kelestarian tumbuhan paku juga. Oleh karena itu, diharapkan
kita untuk bisa menjaga kelestarian alam yang ada. Dan dengan mengetahui
nama-nama spesies tumbuhan paku serta mengenal jenis tumbuhannya kita juga
dapat menambah wawasan tentang kerajaan tumbuhan. Serta ikut memanfaatkan alam
secara bijaksana.
0 komentar:
Posting Komentar