Jumat, 30 Agustus 2013



PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM TAKSONOMI
MAKALAH TENTANG TUMBUHAN PAKU (Pterydophyta)


DISUSUN OLEH :
     FIRSA ALFIANDRI                        (V0B012002)
     SETYAWAN EKA SUTRISNO      (V0B012003)
     IRFAN NURUL HAKIM                (V0B012007)
DOSEN PENGAMPU : Zaenal Arifin, M.Si.

PROGRAM STUDI BIOLOGI
AKADEMI KOMUNITAS LABTEC SEDEC
P4TK IPA BANDUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Takson dan Klasifikasi Tumbuhan Paku
            Dalam klasifikasi, makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan beraneka ragam, dipilah dan dikelompokkan atau disusun tingkatan-tingkatannya dalam klasifikasi disebut takson. Sedangkan taksonomi adalah cabang biologi yang mempelajari pengelompokan atau klasifikasi makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah-milah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan-golongan tertentu atau unit-unit tertentu. Berikut adalah skema klasifikasi dunia tumbuhan. Klasifikasi organisme sampai saat ini belum ada keseragaman. Masing-masing ahli mempunyau alasan-alasan tersendiri dalam mengklasifikasikan organisme, sehingga setiap buku banyak perbedaan dalam menyusun klasifikasi.
Secara tradisional, Pteridophyta mencakup semua kormofita berspora, kecuali lumut hati, lumut tanduk, dan tumbuhan lumut. Selain paku sejati (kelas Filicinae), termasuk di dalamnya paku ekor kuda (Equisetinae), rane dan paku kawat (Lycopodinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes (Isoetinae). Sampai sekarang pun ilmu yang mempelajari kelompok-kelompok ini disebut pteridologi dan ahlinya disebut pteridolog.
Sampai saat ini para ahli mengelompokkan tumbuhan menjadi empat divisi yaitu Thallophyta (tumbuhan bertalus), Bryophyta (lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku), dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Disamping itu, ada beberapa ahli yang membedakan tumbuhan berdasarkan ada atau tidak adanya berkas pembuluh angkut. Berdasarkan klasifikasi tersebut, tumbuhan secara umum dibagi menjadi dua divisi, yaitu tumbuhan tidak berpembuluh (Thallophyta) dan tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Tumbuhan tidak berpembuluh tidak memiliki akar, batang, daun sejati. Sedangkan tumbuhan berpembuluh memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan tidak berpembuluh meliputi tumbuhan lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh meliputi tumbuhan paku dan tumbuhan biji.
Tumbuhan paku termasuk ke dalam kingdom Plantae (tumbuhan) dan memiliki beberapa kelas, yaitu Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae, dan Felicinae
1.1.1        Kelas : Psilophytinae
Tidak ada daun dan akar, tetapi mempunyai rizom (batang mendatar), atau memiliki daun tetapi kecil-kecil. Golongan paku ini sudah hampir punah. Kebanyakan hidup di zaman purba dan ditemukan dalam bentuk fosil. Hanya ada satu jenis yang sekarang masih ada, tetapi hampir punah yaitu Psilotum. Psilotum banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis. Ordo : Psilotales
Famili : Psilotaceae
Genus : Psilotum
Spesies : Psilotum nudum (paku purba)
1.1.2        Kelas: Equisetinae
Paku yang merupakan peralihan antara yang homospora dengan heterospora equisetum debile. Kelas Equisetinae memiliki ciri batangnya beruas, berbuku, dan berongga, daun kecil-kecil seperti sisik, terletak melingkar pada buku-buku. Sporangiumnya melekat pada sporofil yang berbentuk perisai dan bertangkai. Sporofil tersusun menjadi strobilus yang letaknya diujung percabangan. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batangnya berwarna hijau dan mengandung klorofil.
Ordo : Equisetales
Famili : Equisetaceae
Genus : Equisetum
Spesies : Equisetum debile (paku ekor kuda)

1.1.3        Kelas : Lycopodinae
Berupa daun kecil tersusun rapat dan tersusun spiral, sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut), batangnya bercabang-cabang dan seperti kawat. Sporofit bentuk jantung, punya sporangium bentuk ginjal sebagian anggotanya termasuk paku heterospora. Akar bercabang menggarpu, terletak di sepanjang bagian bawah dari rimpang. Tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang-cabang menjulang ke atas. Cabang-cabang tertutup oleh daun. Memiliki berkas pengangkut yang masih sederhana
1.1.4        Kelas : Felicinae
Paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku yang sebenarnya dan dapat dilihat di sekitar kita, yang umumnya disebut pakis. Paku sejati memiliki banyak tulang daun dan mempunyai makrofil (daun besar), serta mesofil (daging daun).  Memiliki daun ukuran lebih besar. Sporangium tersusun dalam bentuk sorus di permukaan daun. Letak sorus di permukaan daun (atas, bawah), di ujung/di tepi. Paku sejati ada yang tumbuh di darat, air, atau rawa-rawa. Kelompok yang hidup di darat meliputi jenis paku dari yang terkecil sampai yang terbesar (berupa pohon), misalnya suplir, paku sarang burung dan paku tiang. Kelompok yang hidup di air misalnya paku air, paku sampan, dan semanggi.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku (Ptridophyta) diduga merupakan tumbuhan berkormus tertua yang menghuni daratan bumi. Fosil tumbuhan paku dijumpai pada batu-batuan zaman Karbon, diperkirakan berasal dari 345 juta tahun yang lalu. Ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagi epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), tumbuhnya mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar kawah-kawah (paku kawah).
Tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang, akar dan daun yang sebenarnya. Artinya, batang, akar dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut xylem dan floem.
Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab., yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Tumbuhan paku tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh daun, biasanya pada permukaan bawah daun. Daun yang masih muda menggulung. Mengapa disebut tumbuhan paku disebut juga tumbuhan berkormus? Hal ini dikarenakan tumbuhan paku memiliki akar, batang dan daun. Tumbuhan paku juga termasuk kedalam kelompok Tracheophyta yang memiliki jaringan pengangkut khusus yang berbentuk pembuluh (pipa). Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon. Tumbuhan paku yang ada di bumi ini mempunyai masa kejayaan dalam zaman Paileozoikum, terutama dalam zaman karbon atau disebut zaman paku. Sisa-sisanya sekarang dapat digali sebagai batubara.
 2.2  Struktur Tubuh Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang tumbuhan paku berada didalam tanah dan disebut rizom. Pada rizom akan muncul akar-akar seperti rambut yang merupakan akar serabut. Dari rizom ini juga muncul tangkai daun. Ada pula tumbuhan paku yang batangnya mirip tumbuhan palem, yakni batangnya menjulang keatas, misalnya paku pohon (Cyathea sp.).
Daun terbagi atas dua bagian, yaitu tangkai daun dan helaian daun. Helaian daun ada yang tunggal. Akan tetapi, umumnya merupakan daun majemuk menyirip. Salah satu ciri tumbuhan paku adalah pada saat masih tunas, daunnya menggulung.
Pada paku tertentu, ukuran daun tidak sama. Ada daun kecil (mikrofil) dan ada pula daun besar (makrofil). Pada mikrofil tidak terdapat tangkai daun dan tulang daun serta bentuk kecil atau bersisik, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Sedangkan makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Daun tumbuhan paku ada yang khusus menghasilkan spora dan disebut sporofil dan ada yang tidak menghasilkan spora disebut tropofil. Toprofil hanya berfungsi untuk fotosintesis. Sporofil merupakan daun yang subur. Pada adiantum (pakis) dan suplir tidak ada daun yang berfungsi khusus. Tumbuhan paku menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam kotak spora atau sporangium. Sporangium-sporangium berkumpul di dalam kotak spora atau sorus-sorus berkumpul di helaian daun bagian bawah. Perhatikan di bagian bawah daun paku ada sederet bentukan bulat atau oval atau tamapak seperti bulan sabit pada suplir. Jika sudah matang akan tampak kehitaman. Bentukan itu adalah sorus. Sorus ada yang dilindungi oleh selaput yang disebut indusium dan di dalamnya terdapat banyak kotak spora
Akar, batang, dan daun tumbuhan paku memiliki berkas pengangkut xylem dan floem. Xylem atau pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air dan zat hara dari tanah ke daun. Adapun floem berfungsi untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Berkas pengangkut umumnya tersusun konsentris, artinya xylem ditengah dikelilingi oleh floem. Berikut adalah tabel ciri-ciri tumbuhan paku.
Akar
Batang
Daun
Akar paku bersifat sebagai akar serabut, ujungnya dilindungi oleh kaliptra
Batang umumnya berupa akar tongkat (rizom) kecuali pada paku tiang dan golongannya
Bentuk, ukuran, dan susunan anatomi daun paku bervariasi
Akar terdiri atas:
-         kulit luar (epidermis)
-         kulit dalam (korteks)
-         silinder pusat yang terdiri dari xylem dan floem yang konsentris, yaitu xylem terdapat di tengah dikelilingi oleh floem
Sistem anatomi batang paku berbeda-beda tergantung jenis tumbuhannya
-         Daun yang berukuran kecil disebut mikrofil. Pada mikrofil belum memperlihatkan diferensiasi, yaitu belum dapat dibedakan antara epidermis daging daun (mesofil) dan tulang daun
-         Daun yang berukuran besar disebut makrofil. Pada makrofil sudah mempunyai epidermis, mesofil yang terdiri dari jaringan tiang dan jaringan bunga karang dan terdapat tulang-tulang daun.

Batang terdiri atas bagian-bagian:
-         epidermis : di bawah lapisan epidermis terdapat jaringan penguat yang terdiri atas sel-sel skelerenkim
-         Korteks : banyak mengandung lubang yaitu ruang antar sel
-         Silinder pusat : terdiri ata xylem dan floem yang konsentris.
Menurut fungsinya dibedakan menjadi dua, yaitu :
-         Tropofil : daun yang berfungsi khusus untuk fotosintesa
-         Sporofil : daun yang berfungsi menghasilkan spora.
 Tetapi adapula tumbuhan paku yang mempunyai kedua fungsi tersebut.


2.3  Daur Hidup Tumbuhan Paku
 Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom. Rizom tumbuh menjalar ke segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.
2.3.1        Generasi Sporofit
Generasi sporofit atau tumbuhan penghasil spora adalah tumbuhan paku itu sendiri. Jadi, tumbuhan paku yang biasa kita lihat itu merupakan tumbuhan dalam fase sporofit. Sporofit paku berumur lebih lama di dapat banding gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal sebagai protalium.
 2.3.2        Generasi Gametofit
Generasi gametotit atau tumbuhan penghasil gamet dikenal dengan nama protalium. Protalium yang berbentuk talus itu berukuran kira-kira 1-2 cm, bentuknya seperti daun waru, biasanya tumbuh di permukaan tanah lembab, diatas batu bata, di tebing sungai, dan ditempat lembab lainnya. Berbeda dengan tumbuhan lumut, gametofit paku hanya berumur beberapa minggu. Protalium membentuk anteridium. Sebagai alat kelamin jantan dan arkegonium sebagai alat kelamin betina. Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi sperma dan ovum menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru yang berakar, berbatang dan berdaun.




2.4  Manfaat Tumbuhan Paku
Manfaat dari tumbuhan paku antara lain :
1.      Sebagai tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku tanduk rusa) yang bentuknya seperti tanduk rusa dan sering ditanam dengan ditempelkan pada pohon, Asplenium nidus (paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), dan Selaginella wildenowii (paku rane)
2.      Sebagai bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-mas dan Lycopodium clavatum
3.      Sebagai sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia natans (paku sampan = kiambang). Beberapa tumbuhan paku ada yang diambil daunnya yang masih muda untuk sayur
4.      Sebagai pupuk hijau : Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah, bersimbiosis dengan anabaena azollae (ganggang biru) yang dapat mengikat N2 bebas di udara menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata dapat dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen.
5.      Sebagai pelindungan tanaman di persemaian : Gleichenia linearis
6.      Untuk tempat menanam anggrek, yaitu paku tiang (Alsophlia glauca)











BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan floem).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil.
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina (arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.
Tumbuhan paku juga memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia. Contonhya digunakan sebagai tanaman hias, untuk sayuran, dan sebagainya.
3.2 Saran
Banyak dari kita menganggap bahwa tumbuhan paku adalah tanaman pengganggu. Padahal banyak sekali manfaat yang bisa di dapat dari tumbuhan paku itu sendiri. Contohnya kelakai yang tumbuh di daerah basah dan tergenang memiliki banyak khasiat sebagai obat penambah darah.
            Dengan menganggap tumbuhan paku sebagai tanaman pengganggu maka secara langsung sudah mengancam kelestarian tumbuhan paku juga. Oleh karena itu, diharapkan kita untuk bisa menjaga kelestarian alam yang ada. Dan dengan mengetahui nama-nama spesies tumbuhan paku serta mengenal jenis tumbuhannya kita juga dapat menambah wawasan tentang kerajaan tumbuhan. Serta ikut memanfaatkan alam secara bijaksana.

0 komentar:

Posting Komentar